Ada Apa Dengan Partai Demokrat?
Seganas-ganas Pak Harto melakukan pembelahan dalam tubuh PDI, unsur yang dimainkan benar-benar dari kalangan pengurus partai menggunakan AD/ART partai.
Muncul Megawati Soekarno Putri melawan Soerjadi sehingga melahirkan dualisme PDI yang akhirnya membentuk PDIP.
Pak SBY pernah dituduh terlibat menyetujui gerakan Muhaimin Iskandar yang menggusur Gus Dur di PKB. Dinamikanya benar-benar internal; friksi dalaman partai dan penyelesaiannya menggunakan AD/ART Partai.
Apa yang dilakukan Moeldoko cs pada Partai Demokrat hari ini adalah lawak politik. Gerakan pengambil alihan partai dilakukan oleh orang-orang yang berada diluar partai. Ironinya, gerakan tersebut dilakukan oleh seorang Kepala Kantor Staff Presiden.
Pelajaran yang bisa diambil dari gerakan seorang Moeldoko adalah; dalam politik, pemaksaan kehendak tak selalu harus menggunakan kisi represifitas, yang ditopang oleh logika pembenaran para ahli yang dimobilisasi.
Di rezim sekarang justru sebuah dagelan sekalipun bisa menjadi alternatif gerakan politik, sebuah dagelan yang tak perlu pembenaran logika apapun. Film Joker menceritakan, seorang pelawak sekalipun, ketika melakukan pemaksaan kehendak, tetap tak bisa hanya mengandalkan lawakannya saja, ia juga membutuhkan sentuhan kekerasan.
Atmosfir demokrasi kita berada dalam ancaman, ketika sebuah dagelan berkolaborasi dengan kekuasaan, bisa menjadi bagian dari represi politik itu sendiri.