Bentuk-Bentuk Menulis
Secara umum tulisan dapat dikembangkan dalam empat bentuk atau jenis. Keempat bentuk tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.
a. Narasi
Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 1990:128).
Narasi memerlukan atau berdasarkan konflik. Suatu konflik antara gagasan dengan kenyataan atau keadaan yang ada dalam lingkungan kehidupan saat peristiwa itu terjadi. Peristiwa tersebut, mungkin pernah terjadi, tetapi sudah dibumbui atau ditambah-tambah (fiktif), dan mungkin pula hasil khayalan (imajinasi) penulis saja.
b. Ekposisi
Ekposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan aatau memberikan informasi tentang sesuatu. Sebagai sebuah tulisan yang bermaksud memberikan penjelasan informasi, maka eksposisi dapat menggunakan susunan atau organisasi ide dalam bentuk susunan kronologis, ruang atau logis. Jadi, jenis tulisan ini mengutamakan fakta apa adanya. Tulisan seperti ini menitikberatkan pada apa, siapa, di mana, dan kapan suatu keadaan atau peristiwa yang dilukiskan. Sebagai ekposisi yang baik yang bertujuan memberikan tambahan pengertian dan pengetahuan mestilah memiliki syarat akurat, jelas, dan singkat.
c. Deskripsi
Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan ikit melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut (Fachruddin 1994:98). Medan (1998:153) menambahkan bahwa fakta-fakta yang ada bukan sebagai pendukung uraian tapi berupa urain itu sendiri. Bahasanya berupa bahasa laporan, tidak dimasuki unsure subjektif dan gayanya pun bersifat informatif.
Untuk menghasilkan tulisan deskriptif yang baik, penilis harus memahami secara rinci yang berkenaan dengan objek tulisan, sehingga dapat disajikan dengan hasilnya bagai potret kenyataannya yang sebenarnya. Nafian (1997:81) menambahkan bahwa membuat karangan deskripsi membutuhkan keterlibatan emosi (perasaan) pengarangnya. Biasanya tulisan deskripsi ini menyangkut penyampaian informasi tentang suatu keadaan, suatu benda (seperti alam, binatang, tumbuhan), atau tentang manusia. Dengan demikian, karya deskriptif ini bersifat memaparkan suatu benda, alam, atau manusia sebagaimana adanya. Dan bila unsure-unsurnya banyak berkecenderungan untuk disampaikan secara rinci pula.
d. Argumentasi
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Meyakinkan orang lain adalah dengan jalan memberi pembuktian, alas an, serta ulasan secara objektif dan meyakinkan. Penulis dalam hal ini dapat mengatakan atau mengajukan argumentasi dengan (1) contoh-contoh, (2) alanogi, dan (3) sebab-akibat, atau dengan pola deduktif induktif.
Menurut Nafiah (1997:101) karangan argumentasi atau persuasi ini yang paling sukar bila dibandingkan dengan jenis karangan lain, sebab pengarang mengemukakan argumentasi (alas an), bukti, atau contoh yang dapat meyakinkan sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinannya. Lebih dari itu, pembaca akan bertindak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengarang.
a. Narasi
Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 1990:128).
Narasi memerlukan atau berdasarkan konflik. Suatu konflik antara gagasan dengan kenyataan atau keadaan yang ada dalam lingkungan kehidupan saat peristiwa itu terjadi. Peristiwa tersebut, mungkin pernah terjadi, tetapi sudah dibumbui atau ditambah-tambah (fiktif), dan mungkin pula hasil khayalan (imajinasi) penulis saja.
b. Ekposisi
Ekposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan aatau memberikan informasi tentang sesuatu. Sebagai sebuah tulisan yang bermaksud memberikan penjelasan informasi, maka eksposisi dapat menggunakan susunan atau organisasi ide dalam bentuk susunan kronologis, ruang atau logis. Jadi, jenis tulisan ini mengutamakan fakta apa adanya. Tulisan seperti ini menitikberatkan pada apa, siapa, di mana, dan kapan suatu keadaan atau peristiwa yang dilukiskan. Sebagai ekposisi yang baik yang bertujuan memberikan tambahan pengertian dan pengetahuan mestilah memiliki syarat akurat, jelas, dan singkat.
c. Deskripsi
Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan ikit melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut (Fachruddin 1994:98). Medan (1998:153) menambahkan bahwa fakta-fakta yang ada bukan sebagai pendukung uraian tapi berupa urain itu sendiri. Bahasanya berupa bahasa laporan, tidak dimasuki unsure subjektif dan gayanya pun bersifat informatif.
Untuk menghasilkan tulisan deskriptif yang baik, penilis harus memahami secara rinci yang berkenaan dengan objek tulisan, sehingga dapat disajikan dengan hasilnya bagai potret kenyataannya yang sebenarnya. Nafian (1997:81) menambahkan bahwa membuat karangan deskripsi membutuhkan keterlibatan emosi (perasaan) pengarangnya. Biasanya tulisan deskripsi ini menyangkut penyampaian informasi tentang suatu keadaan, suatu benda (seperti alam, binatang, tumbuhan), atau tentang manusia. Dengan demikian, karya deskriptif ini bersifat memaparkan suatu benda, alam, atau manusia sebagaimana adanya. Dan bila unsure-unsurnya banyak berkecenderungan untuk disampaikan secara rinci pula.
d. Argumentasi
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Meyakinkan orang lain adalah dengan jalan memberi pembuktian, alas an, serta ulasan secara objektif dan meyakinkan. Penulis dalam hal ini dapat mengatakan atau mengajukan argumentasi dengan (1) contoh-contoh, (2) alanogi, dan (3) sebab-akibat, atau dengan pola deduktif induktif.
Menurut Nafiah (1997:101) karangan argumentasi atau persuasi ini yang paling sukar bila dibandingkan dengan jenis karangan lain, sebab pengarang mengemukakan argumentasi (alas an), bukti, atau contoh yang dapat meyakinkan sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinannya. Lebih dari itu, pembaca akan bertindak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengarang.