Definisi Penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala dan atau sosial.
Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah usaha mencari kebenaran perolehan makna tentang sesuatu yang dikaji. Memahami makna berarti memahami hakikat suatu keberadaan, fakta dan kejadian-kejadian, sebagai suatu kausalitas. Pemahaman bahwa adanya (eksisnya) segala sesuatu pasti ada sebab (asas kausalitas) dan sebab selalu melalui akibat (hukum kausalitas). Pandangan dalam mencari kebenarana pada dasarnya didasari oleh dua faham, yaitu:
(a) Rasionalisme
Dasar paham ini didasari oleh adanya suatu fakta bahwa manusia memiliki akal. Akal (ratio) merupakan sumber pengetahuan, sumber daya nalar dalam memahami segala sesuatu yang di permukaan bumi termasuk kehidupannya. Seringkali kejernihan dan ketajaman akal manusia tidak memerlukan pengalaman inderawi (sensual) tapi bukan merupakan hayalan. Rasional artinya dapat berfikir jernih dan logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penalaran yang dipergunakan dalam penarikan kesimpulan adalah deduksi. Deduksi berpangkal dari pendapat umum, teori, hukum, kaidah yang sudah diterima, untuk kemudian diterapkan untuk menganalisis kasus-kasus khusus. Silogisme yaitu penalaran deduksi, mulai dari satu pangkal pendapat (premis mayor), dalil, atau pernyataan yang sudah diakui kebenarannya, diturunkan menjadi menjadi pernyataan kedua (premis minor) yang lebih khusus, dan akhirnya ditarik suatu kesimpulan. Misalnya :
Premis mayor : Manusia akan mati
Premis Minor : Hasan adalah manusia
Kesimpulan : Hasan akan mati
Premis Mayor : Awan hitam tanda akan hujan
Premis Minor : Bandung berawan hitan
Kesimpulan : di Bandung akan hujan
(b) Empirisme
Faham ini beranggapan bahwa pengetahuan dan pengalaman-yang bersifat inderawi sangat penting. Kebenaran berasal dari pengalaman nyata (empiris), hasil observasi, pengamatan, dan eksperimen. Dasar dari faham empiris adalah induktif yaitu berpangkal dari sejumlah fakta, dikaji secara khusus untuk kemudian disusun penjelasan secara umum.
Pendekatan penelitian yang sering dipergunakan dalam dunia keilmuan termasuk pendidikan adalah perpaduan keduanya. Penelitian berawal dari permasalah yang ada di dunia nyata, untuk median dilakukan kajian secara mendalam berlandaskan teori yang sudah disusun dengan menggunakan metode tertentu. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan diinterpretasi, untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan untuk mengembangkan, merevisi, dan menemukan teori-teori baru.
Penelitian ada beberapa jenis, antara lain:
(1) Penelitian survai
Ciri has dari penelitian survai adalah informasi atau data dikumpulkan dari responden yang jumlahnya cukup banyak dengan mempergunakan kuesioner (daftar pertanyaan). Data dikumpulkan dari sampel yang dianggap representatif mewakili populasi. Survai biasanya dibedakan dengan jelas dari sensus. Sensus menggali/mengumpulkan data dari seluruh populasi. Dengan alasan keterbatasan waktu, dana dan tenaga, seringkali data diambil dari sebagian populasi, melalui tata cara tertentu, data pun diambil dengan mempergunakan kuesioner sebagai alat pengumul data, cara ini disebut dengan survai. karena data yang terkumpul cukup banyak, maka seringkali diolah dengan mempergunakan metode kuantitatif. Penelitian survai dapat digunakan dengan maksud (1) penjajagan/eksploratif; (2) deskriptif; (3) penjelasan/explanatory/confirmatory yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa; (4) evaluasi; (5) prediksi atau peramalan.
(2) Action Research atau Tindakan Kelas (PTK)
Tindakan kelas bertujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran, pengembangan kemampuan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran. Guru banyak mengalami persoalan pembelajaran, baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi, penggunaan metode, media maupun alat evaluasi. Untuk mengatasi persoalan itu guru melakukan tindakan-tindakan secara sistemastis, terarah dalam sebuah proses sehingga ada perubahan dan perbaikan. Usaha yang dilakukan secara sistematik dan terarah tersebut, dengan mengkombinasikan presedur penelitian dan tindakan yang bersifat inkuiri, disusun dalam bentuk laporan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) termasuk penelitian kualitatif di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan (Rochiati, 2005).
(3) Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat dilakukan di laboratorium, kelas atau lapangan. Dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat variabel penelitian, karena itu dalam pelaksanaannya memerlukan kejelasan konsep dan variabel yang akan diukur. Penelitian eksperimen sangat sesuai untuk pengujian hipotesis, dan untuk melihat keefektifan suatu perlakuan lebih baik mempergunakan kelompok pembanding (control group). Misalnya bagaimana keefektifan cooperative learning bila dibandingkan dengan individual learning. Dua kelas yang hampir sama kemampuan siswanya (semi eksperimen) dijadi ujicoba, yang satu mempergunakan cooperative learing yang satu individual learning, lalu bandingkan hasil pretest dan postnya, manakah yang lebih baik.
(4) Grounded Research
Tujuan utama dari penelitian grounded research adalah menggali, menemukan teori-teori baru, dengan melakukan wawancara intensif dan mendalam atau berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat. Temuan-temuan di lapangan berupa data menjadi sumber teori, karena itu disebut grounded. Data yang diperoleh terus berkembang untuk memverifikasi (menjelaskan) teori-teori temuan. Penelitian ini banyak dilakukan oleh akhli sosial seperti antropologi dan sosiologi. Pendekatan grounded research adalah kualitatif.
(5) Analisis data sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia baik hasil pengumpulan oleh suatu instansi, ataupun perekaman data oleh peneliti sebelumnya. Data Sekunder, bersumber dari berbagai dokumen yang ada di berbagai instansi.
Keuntungan dari penelitian data sekunder (a) Murah; (b) Data dapat dikumpulkan/dan didapatkan dengan waktu yang relatif cepat; (c) Dapat belajar dan mengerti kejadian di waktu lampau; (d) Akan dapat meningkatkan pengetahuan melalui replikasi dan menambah jumlah sampel; (e) Dapat memahami perubahan peta pendidikan .
Kelemahan (a) Keakuratan data tidak terjamin, tergantung pada pengolahan dan hasil interpenterpretasi sebelumnya; (b) Data yang tersedia kadang tidak sesuai dengan kebutuhan; (c) Unit pengukuran yang berbeda; (d) Usang (out off date).
Penelitian merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan saling berkaitan antara satu langkah dengan langkah berikutnya. Langkah yang dilakukan oleh peneliti harus runtut dan teratur (sistematis), tidak boleh lompat-lompat. Langkah dalam penelitian sebagai berikut.
1) Sumber masalah, identifikasi dan perumusan masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan fakta. Kesadaran adanya masalah dapat muncul dari membaca, mengamati kenyataan (observasi), dan dorongan dari suatu kebutuhan untuk meningkatkan mutu kehidupan termasuk bidang pendidikan. Latar belakang pengetahuan dan pengalaman seseroang dapat membantu memunculkan pokok-pokok pemikiran untuk memecahkan masalah. Kenyataan dalam masyarakat mengandung berbagai pokok bidang studi, penguasaan disiplin ilmu akan membantu seseorang untuk mengasah kepekaan terhadap suatu masalah yang relevan dengan disiplin bidang ilmu yang dikuasainya. Oleh karena itu pertimbangan mengidentifikasi masalah biasanya berdasarkan pertimbangan (1) latar belakang teori dari suatu disiplin ilmu; (2) realitas sosial; (3) minat pribadi. Bila ketiganya sudah dipadukan, maslah sudah teridentifikasi secara cermat, tepat, relevan, sesuai dengan minat, dan memungkinkan untuk dianalisis, maka masalah dapat drumuskan secara lebih operasional. Perumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk:
a. Pertanyaan
b. Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
c. Jelas cakupannya
d. Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik tertentu
Ada tiga perspektif dalam mengukur suatu kelayakan masalah perlu untuk diteliti oleh seorang peneliti, yaitu :
a). Perspektif Keilmuan : berguna bagi pengembangan teori suatu ilmu
b). Perspektif Metode Keilmuan : mengembangkan metode keilmuan.
c). Perspektif Kepentingan dan Kegunaannya : nilai praktis dari penelitian
d). Perspektif Teknis dan Situasional : mengembangkan cara atau teknik terstentu sesuai dengan situasi yang dihadapi
2) Penelaahan perpustakaan
Penelaahan perpustakaan sangat penting untuk membangun kerangka berfikir. Penelaahan pustaka dapat berupa kutipan teori, berbagai definisi dari variabel, dan temuan penelitian sebelumnya. Kaji pustaka ini berguna berguna untuk :
a). menjawab permasalahan secara teoritis
b). Menemukan variabel pernyebab masalah
c). Mengoperasionalkan variabel penelitian
d). Menyusun jawaban sementara dari masalah (hipotesis)
e). Menemukan metode yang paling tepat untuk menjawab permasalahan
Setelah melakukan kajian pustaka, maka hiotesis atau jawaban sementara disusun. Hipotesis merupakan jawaban yang masih diragukan kebenarannya, karena itu akan dibuktikan dalam penelitian. Namun walapun demikian hipotesis merupakan hasil pemikiran yang matang berdasarkan pada teori dan temuan-temuan penelitian sebelumnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kaji pustaka adalah:
3) Menyusun rancangan penelitian
Menentukan rancangan penelitian merupakan langkah yang sangat penting, karena akan menentukan bagaimana masalah harus dijawab, melalui metode apa data dikumpulkan, siapa sumber informasi yang dapat digali dan bagaimana data diolah serta dianalisis agar dapat menjawab masalah penelitian.
Ada beberapa jenis metode penelitian :
a) Metoda historis, yaitu metoda penelitian lapangan yang menggunakan data-data masa silam.
b) Metoda deskriptif, yaitu metoda penelitian yang digunakan untuk menggambarkan kondisi dilapangan hal-hal yang sedang terjadi.
c) Metoda eksperimental, yaitu metoda penelitian yang bermaksud mengetahui bagaimana akibat atau keefektifan suatu perlakuan terhadap suatu kasus.
4) Pemilihan dan pengembangan alat pengumpul data
Alat pengumpul data sangat tergantung kepada jenis penelitian. Kuesioner, pedoman wawancara, daftar cek (checklist), kamera, dan berbagai alat pengukuran lainnya merupakan sebagin dari alat penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, kuesioner (daftar pertanyaan) dibuat berdasarkan variabel yang terkait dengan permasalah. Dalam penelitian kuantitatif, alat pengumpul data adalah peneliti, kadang-kadang dibantu oleh alat pedoman wawancara. Seringkali kita amembutuhkan alat lait sebagai perekam data seperti tape recorder, kamera, video, berbagai alat di laboratorium, dana alat pengukuran lainnya.
5) Pengumpulan Data
Data merupakan kumpulan dari fakta yang mengandung sejumlah informasi. Berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi:
a) Data Primer, data yang diambil langsung dari responden atau target pengamatan. Data diperoleh dari hasil wawancara, angket, kuesioner, tes dan observasi. Responden dipilih berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu, dan data yang dikumpulkan telah disesuaikan dengan tujuan pengamatan. Data primer dapat menggali informasi lebih luas, dapat berupa fakta, sikap, motivasi atau prilaku. Pengolahan data pun lebih beragam, dapat mempergunakan metode statistik baik parametrik maupun non parametrik.
b) Data Sekunder, bersumber dari berbagai dokumen yang ada di berbagai instansi, desa, kecamatan, dokumen sekolah dan sebagainya.
Berdasarkan jenisnya data dapat berupa:
(a) Data Nominal merupakan jenis data kualitatif, dan hanya mempunyai satu katagori, sehingga tidak menunjukan tingkatan atau heirarhi. Misalnya data tentang tempat tinggal, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status marital, tempat lahir, nama sekolah, mata pencaharian dan sebagainya. Data nominal untuk memudahkan analisis biasanya dijadikan angka yaitu proses yang disebut katagori.
Misalnya :
Jenis Kelamin
Perempuan dikatagorikan sebagai 1
Laki-laki 2
Satus marital
Kawin 1
Belum kawin 2
Janda/duda 3
Alamat rumah dan sekolah
Sama dengan lokasi sekolah 1
Berbeda desa tapi satu kecamatan 2
Berbeda kecamatan satu kabupaten 3
Lintas kabupaten 4
Agama
Islam 1
Kristen 2
Hindu 3
Budha 4
Lainnya 5
Angka tersebut hanya sebagai simbol atau tanda saja, tidak berjenjang artinya tidak bisa guru laki-laki lebih baik dari perempuan, atau status kawin lebih jelek dari status belum kawin, Suku Jawa lebih baik dari suku Batak, dan seterusnya. Data katagori ini pun tidak dapat dijumlahkan seperti 1 + 2 = 3, dan lainnya. Data nominal hanya bisa dideskripsikan berdasarkan akumulasi frekuensi, misalnya sebagai berikut :
Laki-laki 60 orang
Perempuan 40 orang
Jumlah guru laki-laki lebih banyak dari guru perempuan.
(b) Data Ordinal. Data ordninal termasuk data kualitatif yang jejangnya lebih tinggi dari data nominal. Data ordinal sudah menunjukkan jenjang atau tingkatan, misalnya tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, D1, D2, D3, D4, S1, S2 dan S3, persepsinya terhadap profesi guru : sangat senang, senang dan tidak senang. Data tersebut tidak dapat disamakan, dan menunjukkan adaanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah, namun tetap tidak dapat dijumlahkan seperti halnya katagori.
(3) Data Interval. Data interval termasuk dalam jenis data kuantitatif, berupa angka, dapat bertingkat /berjenjang dan dijumlahkan. Data ini tidak mempunyai titik nol.
(4) Data Ratio. Data ratio merupakan jenis data paling tinggi, karena bersifat angka yang mempunyai titik nol, dan dapat diopersikan secara matematik (dijumlah, dibagi dikuangi dan dikali). Misalnya pendapatan, pengalaman mengajar.
6) Pengolahan dan analisis data. Pengolahan data meliputi editing, pengkodean, dan klasifikasi data. Data kemudian dianalisis secara:
a) Diskriptif: menggambarkan kondisi yang bersifat factual dan actual
b) Korelasional: melihat hubungan antarvariabel. Korelasioal dapat dikembangkan kedalam hubungan kausalitas dan peramalan (forecasting).
Contoh Klasifikasi data
a) Guru terdiri atas status guru, usia, pangkat/golongan, latar belakang pendidikan, lama mengajar, beban tugas mengajar, mengajar di swasta, bidang studi dan sebagainya.
b) Siswa terdiri atas jumlah siswa, jumlah kelas, rombel, kondisi sosial ekonomi, dan sebagainya
c) Tenaga pendidik terdiri atas jumlah kualifikasi, tugas dan kewenangan
d) Sarana dan prasarana : luas sekolah, alokasi ruang sekolah, jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, perlengkapan belajar mengajar, dan sebagainya.
Data diolah dan disajikan dapat berupa:
a) Tabel frekuensi tunggal
b) Korelasional : tabulasi silang
c) Grafik
d) Peta
Langkah selanjutnya adalah interpretasi data. interpretasi artinya menjelaskan atau menaksir data. Dengan demikian, interpretasi data merupakan usaha untuk memaknai, menaksir, menjelaskan hasil olahan data sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang lebih jelas, bermakna dan sesuai dengan tujuan pengambilan data.
Dalam interpretasi data terdapat suatu proses perubahan simbol seperti dari angka ke dalam bentuk kata-kata atau kalimat, tapi tidak merubah makna yang terkandung dalam simbol tersebut. Karena itu, dalam interpretasi harus adanya standarisasi simbol supaya tidak menimbulkan perbedaan penafsiran.
6) Merumuskan kesimpulan dan atau teori
Kesimpulan merupakan ringkasan dari hasil penelitian yang dirumuskan sesuai perumusan masalah. Ada dua gaya penulisan kesimpulan.
a). Gaya “ Problem Numbering”, penulisannya disesuaikan dengan urutan nomer masalah penelitian. Gaya ini sangat memudahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana jawaban-jawaban masalah yang telah dirumuskan pada Bab pertama.
b). Gaya “Description Problem”, penulisannya dalam bentuk deskriptif tidak bernasarkan numerik, mengalir sesuai kontek temuan penelitian, walaupun isinya tetap harus smenjawab permasalahan.
Dalam kesimpulan sudah tidak ada lagi hasil-hasil hutungan statistik ataupun tabel-tabel. Kessimpulan harus selalu mengacu pada hasil temuan yang benar-benar telah dibuktikan. Tidak memuat opini atau pendapat tanpa dasar atau di luar konteks permasalah yang telah dirumuskan.
Setelah kesimpulan umumnya diikuti dengan saran. Saran dirumuskan berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diperoleh. Saran ditulis secara tegas dan ditujukan kepada berbagai pihak. Saran biasanya ditujukan untuk kepentingan pengembangan ilmu, lembaga di mana penelitian dilakukan, penelitian yang akan dilakukan( peneliti selanjutnya), sebagai tindak lanjut serta pengkajian yang lebih mendalam terhadap faktor-faktor yang belum dianalisis.
Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah usaha mencari kebenaran perolehan makna tentang sesuatu yang dikaji. Memahami makna berarti memahami hakikat suatu keberadaan, fakta dan kejadian-kejadian, sebagai suatu kausalitas. Pemahaman bahwa adanya (eksisnya) segala sesuatu pasti ada sebab (asas kausalitas) dan sebab selalu melalui akibat (hukum kausalitas). Pandangan dalam mencari kebenarana pada dasarnya didasari oleh dua faham, yaitu:
(a) Rasionalisme
Dasar paham ini didasari oleh adanya suatu fakta bahwa manusia memiliki akal. Akal (ratio) merupakan sumber pengetahuan, sumber daya nalar dalam memahami segala sesuatu yang di permukaan bumi termasuk kehidupannya. Seringkali kejernihan dan ketajaman akal manusia tidak memerlukan pengalaman inderawi (sensual) tapi bukan merupakan hayalan. Rasional artinya dapat berfikir jernih dan logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penalaran yang dipergunakan dalam penarikan kesimpulan adalah deduksi. Deduksi berpangkal dari pendapat umum, teori, hukum, kaidah yang sudah diterima, untuk kemudian diterapkan untuk menganalisis kasus-kasus khusus. Silogisme yaitu penalaran deduksi, mulai dari satu pangkal pendapat (premis mayor), dalil, atau pernyataan yang sudah diakui kebenarannya, diturunkan menjadi menjadi pernyataan kedua (premis minor) yang lebih khusus, dan akhirnya ditarik suatu kesimpulan. Misalnya :
Premis mayor : Manusia akan mati
Premis Minor : Hasan adalah manusia
Kesimpulan : Hasan akan mati
Premis Mayor : Awan hitam tanda akan hujan
Premis Minor : Bandung berawan hitan
Kesimpulan : di Bandung akan hujan
(b) Empirisme
Faham ini beranggapan bahwa pengetahuan dan pengalaman-yang bersifat inderawi sangat penting. Kebenaran berasal dari pengalaman nyata (empiris), hasil observasi, pengamatan, dan eksperimen. Dasar dari faham empiris adalah induktif yaitu berpangkal dari sejumlah fakta, dikaji secara khusus untuk kemudian disusun penjelasan secara umum.
Pendekatan penelitian yang sering dipergunakan dalam dunia keilmuan termasuk pendidikan adalah perpaduan keduanya. Penelitian berawal dari permasalah yang ada di dunia nyata, untuk median dilakukan kajian secara mendalam berlandaskan teori yang sudah disusun dengan menggunakan metode tertentu. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan diinterpretasi, untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan untuk mengembangkan, merevisi, dan menemukan teori-teori baru.
Penelitian ada beberapa jenis, antara lain:
(1) Penelitian survai
Ciri has dari penelitian survai adalah informasi atau data dikumpulkan dari responden yang jumlahnya cukup banyak dengan mempergunakan kuesioner (daftar pertanyaan). Data dikumpulkan dari sampel yang dianggap representatif mewakili populasi. Survai biasanya dibedakan dengan jelas dari sensus. Sensus menggali/mengumpulkan data dari seluruh populasi. Dengan alasan keterbatasan waktu, dana dan tenaga, seringkali data diambil dari sebagian populasi, melalui tata cara tertentu, data pun diambil dengan mempergunakan kuesioner sebagai alat pengumul data, cara ini disebut dengan survai. karena data yang terkumpul cukup banyak, maka seringkali diolah dengan mempergunakan metode kuantitatif. Penelitian survai dapat digunakan dengan maksud (1) penjajagan/eksploratif; (2) deskriptif; (3) penjelasan/explanatory/confirmatory yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa; (4) evaluasi; (5) prediksi atau peramalan.
(2) Action Research atau Tindakan Kelas (PTK)
Tindakan kelas bertujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran, pengembangan kemampuan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran. Guru banyak mengalami persoalan pembelajaran, baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi, penggunaan metode, media maupun alat evaluasi. Untuk mengatasi persoalan itu guru melakukan tindakan-tindakan secara sistemastis, terarah dalam sebuah proses sehingga ada perubahan dan perbaikan. Usaha yang dilakukan secara sistematik dan terarah tersebut, dengan mengkombinasikan presedur penelitian dan tindakan yang bersifat inkuiri, disusun dalam bentuk laporan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) termasuk penelitian kualitatif di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan (Rochiati, 2005).
(3) Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat dilakukan di laboratorium, kelas atau lapangan. Dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat variabel penelitian, karena itu dalam pelaksanaannya memerlukan kejelasan konsep dan variabel yang akan diukur. Penelitian eksperimen sangat sesuai untuk pengujian hipotesis, dan untuk melihat keefektifan suatu perlakuan lebih baik mempergunakan kelompok pembanding (control group). Misalnya bagaimana keefektifan cooperative learning bila dibandingkan dengan individual learning. Dua kelas yang hampir sama kemampuan siswanya (semi eksperimen) dijadi ujicoba, yang satu mempergunakan cooperative learing yang satu individual learning, lalu bandingkan hasil pretest dan postnya, manakah yang lebih baik.
(4) Grounded Research
Tujuan utama dari penelitian grounded research adalah menggali, menemukan teori-teori baru, dengan melakukan wawancara intensif dan mendalam atau berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat. Temuan-temuan di lapangan berupa data menjadi sumber teori, karena itu disebut grounded. Data yang diperoleh terus berkembang untuk memverifikasi (menjelaskan) teori-teori temuan. Penelitian ini banyak dilakukan oleh akhli sosial seperti antropologi dan sosiologi. Pendekatan grounded research adalah kualitatif.
(5) Analisis data sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia baik hasil pengumpulan oleh suatu instansi, ataupun perekaman data oleh peneliti sebelumnya. Data Sekunder, bersumber dari berbagai dokumen yang ada di berbagai instansi.
Keuntungan dari penelitian data sekunder (a) Murah; (b) Data dapat dikumpulkan/dan didapatkan dengan waktu yang relatif cepat; (c) Dapat belajar dan mengerti kejadian di waktu lampau; (d) Akan dapat meningkatkan pengetahuan melalui replikasi dan menambah jumlah sampel; (e) Dapat memahami perubahan peta pendidikan .
Kelemahan (a) Keakuratan data tidak terjamin, tergantung pada pengolahan dan hasil interpenterpretasi sebelumnya; (b) Data yang tersedia kadang tidak sesuai dengan kebutuhan; (c) Unit pengukuran yang berbeda; (d) Usang (out off date).
Penelitian merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan saling berkaitan antara satu langkah dengan langkah berikutnya. Langkah yang dilakukan oleh peneliti harus runtut dan teratur (sistematis), tidak boleh lompat-lompat. Langkah dalam penelitian sebagai berikut.
1) Sumber masalah, identifikasi dan perumusan masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan fakta. Kesadaran adanya masalah dapat muncul dari membaca, mengamati kenyataan (observasi), dan dorongan dari suatu kebutuhan untuk meningkatkan mutu kehidupan termasuk bidang pendidikan. Latar belakang pengetahuan dan pengalaman seseroang dapat membantu memunculkan pokok-pokok pemikiran untuk memecahkan masalah. Kenyataan dalam masyarakat mengandung berbagai pokok bidang studi, penguasaan disiplin ilmu akan membantu seseorang untuk mengasah kepekaan terhadap suatu masalah yang relevan dengan disiplin bidang ilmu yang dikuasainya. Oleh karena itu pertimbangan mengidentifikasi masalah biasanya berdasarkan pertimbangan (1) latar belakang teori dari suatu disiplin ilmu; (2) realitas sosial; (3) minat pribadi. Bila ketiganya sudah dipadukan, maslah sudah teridentifikasi secara cermat, tepat, relevan, sesuai dengan minat, dan memungkinkan untuk dianalisis, maka masalah dapat drumuskan secara lebih operasional. Perumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk:
a. Pertanyaan
b. Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
c. Jelas cakupannya
d. Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik tertentu
Ada tiga perspektif dalam mengukur suatu kelayakan masalah perlu untuk diteliti oleh seorang peneliti, yaitu :
a). Perspektif Keilmuan : berguna bagi pengembangan teori suatu ilmu
b). Perspektif Metode Keilmuan : mengembangkan metode keilmuan.
c). Perspektif Kepentingan dan Kegunaannya : nilai praktis dari penelitian
d). Perspektif Teknis dan Situasional : mengembangkan cara atau teknik terstentu sesuai dengan situasi yang dihadapi
2) Penelaahan perpustakaan
Penelaahan perpustakaan sangat penting untuk membangun kerangka berfikir. Penelaahan pustaka dapat berupa kutipan teori, berbagai definisi dari variabel, dan temuan penelitian sebelumnya. Kaji pustaka ini berguna berguna untuk :
a). menjawab permasalahan secara teoritis
b). Menemukan variabel pernyebab masalah
c). Mengoperasionalkan variabel penelitian
d). Menyusun jawaban sementara dari masalah (hipotesis)
e). Menemukan metode yang paling tepat untuk menjawab permasalahan
Setelah melakukan kajian pustaka, maka hiotesis atau jawaban sementara disusun. Hipotesis merupakan jawaban yang masih diragukan kebenarannya, karena itu akan dibuktikan dalam penelitian. Namun walapun demikian hipotesis merupakan hasil pemikiran yang matang berdasarkan pada teori dan temuan-temuan penelitian sebelumnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kaji pustaka adalah:
- Relevansi buku dengan judul penelitian. Buku-buku yang dibaca hendaknya mendukung untuk pemecahan masalah. Relevant tidak selalu berarti mempunyai judul yang sama dengan judul penelitian. Relevant di sini adalah bahwa buku-buku tersebut mengandung isi yang dapat menunjang teori-teori yang akan ditelaah atau dibangun.
- Kekinian (off to date) buku hendaknya dicari yang terbaru, kecuali untuk penelitian sejarah.
- Buku atau hasil penelitian itu dapat memberi arahan pada mengidentifikasi variabel penelitian dan operasionalisasinua, karena itu lacakan hasil penelitian sebelumnya sangat disarankan untuk dibaca dan jadi rujukan.
3) Menyusun rancangan penelitian
Menentukan rancangan penelitian merupakan langkah yang sangat penting, karena akan menentukan bagaimana masalah harus dijawab, melalui metode apa data dikumpulkan, siapa sumber informasi yang dapat digali dan bagaimana data diolah serta dianalisis agar dapat menjawab masalah penelitian.
Ada beberapa jenis metode penelitian :
a) Metoda historis, yaitu metoda penelitian lapangan yang menggunakan data-data masa silam.
b) Metoda deskriptif, yaitu metoda penelitian yang digunakan untuk menggambarkan kondisi dilapangan hal-hal yang sedang terjadi.
c) Metoda eksperimental, yaitu metoda penelitian yang bermaksud mengetahui bagaimana akibat atau keefektifan suatu perlakuan terhadap suatu kasus.
4) Pemilihan dan pengembangan alat pengumpul data
Alat pengumpul data sangat tergantung kepada jenis penelitian. Kuesioner, pedoman wawancara, daftar cek (checklist), kamera, dan berbagai alat pengukuran lainnya merupakan sebagin dari alat penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, kuesioner (daftar pertanyaan) dibuat berdasarkan variabel yang terkait dengan permasalah. Dalam penelitian kuantitatif, alat pengumpul data adalah peneliti, kadang-kadang dibantu oleh alat pedoman wawancara. Seringkali kita amembutuhkan alat lait sebagai perekam data seperti tape recorder, kamera, video, berbagai alat di laboratorium, dana alat pengukuran lainnya.
5) Pengumpulan Data
Data merupakan kumpulan dari fakta yang mengandung sejumlah informasi. Berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi:
a) Data Primer, data yang diambil langsung dari responden atau target pengamatan. Data diperoleh dari hasil wawancara, angket, kuesioner, tes dan observasi. Responden dipilih berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu, dan data yang dikumpulkan telah disesuaikan dengan tujuan pengamatan. Data primer dapat menggali informasi lebih luas, dapat berupa fakta, sikap, motivasi atau prilaku. Pengolahan data pun lebih beragam, dapat mempergunakan metode statistik baik parametrik maupun non parametrik.
b) Data Sekunder, bersumber dari berbagai dokumen yang ada di berbagai instansi, desa, kecamatan, dokumen sekolah dan sebagainya.
Berdasarkan jenisnya data dapat berupa:
(a) Data Nominal merupakan jenis data kualitatif, dan hanya mempunyai satu katagori, sehingga tidak menunjukan tingkatan atau heirarhi. Misalnya data tentang tempat tinggal, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status marital, tempat lahir, nama sekolah, mata pencaharian dan sebagainya. Data nominal untuk memudahkan analisis biasanya dijadikan angka yaitu proses yang disebut katagori.
Misalnya :
Jenis Kelamin
Perempuan dikatagorikan sebagai 1
Laki-laki 2
Satus marital
Kawin 1
Belum kawin 2
Janda/duda 3
Alamat rumah dan sekolah
Sama dengan lokasi sekolah 1
Berbeda desa tapi satu kecamatan 2
Berbeda kecamatan satu kabupaten 3
Lintas kabupaten 4
Agama
Islam 1
Kristen 2
Hindu 3
Budha 4
Lainnya 5
Angka tersebut hanya sebagai simbol atau tanda saja, tidak berjenjang artinya tidak bisa guru laki-laki lebih baik dari perempuan, atau status kawin lebih jelek dari status belum kawin, Suku Jawa lebih baik dari suku Batak, dan seterusnya. Data katagori ini pun tidak dapat dijumlahkan seperti 1 + 2 = 3, dan lainnya. Data nominal hanya bisa dideskripsikan berdasarkan akumulasi frekuensi, misalnya sebagai berikut :
Laki-laki 60 orang
Perempuan 40 orang
Jumlah guru laki-laki lebih banyak dari guru perempuan.
(b) Data Ordinal. Data ordninal termasuk data kualitatif yang jejangnya lebih tinggi dari data nominal. Data ordinal sudah menunjukkan jenjang atau tingkatan, misalnya tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, D1, D2, D3, D4, S1, S2 dan S3, persepsinya terhadap profesi guru : sangat senang, senang dan tidak senang. Data tersebut tidak dapat disamakan, dan menunjukkan adaanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah, namun tetap tidak dapat dijumlahkan seperti halnya katagori.
(3) Data Interval. Data interval termasuk dalam jenis data kuantitatif, berupa angka, dapat bertingkat /berjenjang dan dijumlahkan. Data ini tidak mempunyai titik nol.
(4) Data Ratio. Data ratio merupakan jenis data paling tinggi, karena bersifat angka yang mempunyai titik nol, dan dapat diopersikan secara matematik (dijumlah, dibagi dikuangi dan dikali). Misalnya pendapatan, pengalaman mengajar.
6) Pengolahan dan analisis data. Pengolahan data meliputi editing, pengkodean, dan klasifikasi data. Data kemudian dianalisis secara:
a) Diskriptif: menggambarkan kondisi yang bersifat factual dan actual
b) Korelasional: melihat hubungan antarvariabel. Korelasioal dapat dikembangkan kedalam hubungan kausalitas dan peramalan (forecasting).
Contoh Klasifikasi data
a) Guru terdiri atas status guru, usia, pangkat/golongan, latar belakang pendidikan, lama mengajar, beban tugas mengajar, mengajar di swasta, bidang studi dan sebagainya.
b) Siswa terdiri atas jumlah siswa, jumlah kelas, rombel, kondisi sosial ekonomi, dan sebagainya
c) Tenaga pendidik terdiri atas jumlah kualifikasi, tugas dan kewenangan
d) Sarana dan prasarana : luas sekolah, alokasi ruang sekolah, jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, perlengkapan belajar mengajar, dan sebagainya.
Data diolah dan disajikan dapat berupa:
a) Tabel frekuensi tunggal
b) Korelasional : tabulasi silang
c) Grafik
d) Peta
Langkah selanjutnya adalah interpretasi data. interpretasi artinya menjelaskan atau menaksir data. Dengan demikian, interpretasi data merupakan usaha untuk memaknai, menaksir, menjelaskan hasil olahan data sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang lebih jelas, bermakna dan sesuai dengan tujuan pengambilan data.
Dalam interpretasi data terdapat suatu proses perubahan simbol seperti dari angka ke dalam bentuk kata-kata atau kalimat, tapi tidak merubah makna yang terkandung dalam simbol tersebut. Karena itu, dalam interpretasi harus adanya standarisasi simbol supaya tidak menimbulkan perbedaan penafsiran.
6) Merumuskan kesimpulan dan atau teori
Kesimpulan merupakan ringkasan dari hasil penelitian yang dirumuskan sesuai perumusan masalah. Ada dua gaya penulisan kesimpulan.
a). Gaya “ Problem Numbering”, penulisannya disesuaikan dengan urutan nomer masalah penelitian. Gaya ini sangat memudahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana jawaban-jawaban masalah yang telah dirumuskan pada Bab pertama.
b). Gaya “Description Problem”, penulisannya dalam bentuk deskriptif tidak bernasarkan numerik, mengalir sesuai kontek temuan penelitian, walaupun isinya tetap harus smenjawab permasalahan.
Dalam kesimpulan sudah tidak ada lagi hasil-hasil hutungan statistik ataupun tabel-tabel. Kessimpulan harus selalu mengacu pada hasil temuan yang benar-benar telah dibuktikan. Tidak memuat opini atau pendapat tanpa dasar atau di luar konteks permasalah yang telah dirumuskan.
Setelah kesimpulan umumnya diikuti dengan saran. Saran dirumuskan berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diperoleh. Saran ditulis secara tegas dan ditujukan kepada berbagai pihak. Saran biasanya ditujukan untuk kepentingan pengembangan ilmu, lembaga di mana penelitian dilakukan, penelitian yang akan dilakukan( peneliti selanjutnya), sebagai tindak lanjut serta pengkajian yang lebih mendalam terhadap faktor-faktor yang belum dianalisis.